JT - Unit Pengelola Kawasan (UPK) Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dan Museum Betawi memperkenalkan variasi baru dalam lokakarya (workshop) budaya Betawi dengan tujuan menarik minat masyarakat untuk mempelajari budaya setempat.
"Kalau kemarin, workshop yang tradisional Betawi saja. Sekarang ditambah melukis, menggambar, yang berkaitan dengan budaya Betawi," kata petugas UPK Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Riri, di Jakarta, Minggu.
Baca juga : 30 Petugas Disiagakan di Terminal Lebak Bulus
Lokakarya budaya biasanya diadakan setiap akhir pekan, berbarengan dengan pergelaran seni dan gratis bagi pengunjung. Jenis lokakarya yang dihadirkan meliputi kuliner, kesenian, dan kriya seperti membatik, membuat ondel-ondel, tari, musik gambang keromong, dan silat.
"Untuk workshop kesenian seperti tari, musik gambang keromong, dan silat itu diisi oleh pengelola sanggar yang kami datangkan dari sekitar Perkampungan Budaya Betawi atau yang sudah terdaftar di Dinas Kebudayaan DKI Jakarta," tambah Riri.
Selain mengikuti lokakarya kuliner, pengunjung juga bisa mendatangi rumah makan Betawi di Perkampungan Budaya Betawi untuk menikmati dan melihat cara pembuatan kuliner khas Betawi seperti kerak telor, selendang mayang, dan laksa.
Baca juga : Pemkot Jakpus Imbau ASN Gunakan Kendaraan Listrik
Lokakarya telah rutin diadakan sejak tahun 2018 dan 2019. Awalnya, kegiatan ini hanya diadakan saat acara-acara besar di Jakarta dan kunjungan sekolah. Namun, setelah pandemi COVID-19, lokakarya diadakan hampir setiap akhir pekan untuk menarik pengunjung dan meramaikan kegiatan pergelaran budaya tradisional Betawi.
Riri menyebutkan setiap lokakarya rata-rata diikuti sekitar 30 orang, dengan total peserta yang berpartisipasi sejak Maret hingga dua pekan lalu sekitar 200 orang.