JT - Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu, Budi Mulyanto, menegaskan bahwa pengelolaan wisata Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) lebih mengutamakan keselamatan pengunjung. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas penurunan jumlah kunjungan ke Danau Kelimutu setelah peningkatan aktivitas Gunung Kelimutu dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) pada 24 Mei 2024.
"Faktor terpenting dalam pengelolaan wisata alam tidak lepas dari keselamatan dan kenyamanan pengunjung," kata Budi saat dihubungi dari Kupang, Senin.
Baca juga : Taman Safari Indonesia Sambut Kelahiran Lima Satwa dari Spesies Berbeda
Gunung Kelimutu, sebuah gunung api tipe strato, memiliki tiga danau kawah yang terkenal dengan sebutan danau tiga warna: Tiwu Ata Polo, Tiwu Koofai Nuwamuri, dan Tiwu Ata Bupu. Danau ini merupakan daya tarik utama bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Namun, kenaikan tingkat aktivitas gunung tersebut mengharuskan adanya berbagai pembatasan untuk mengutamakan keselamatan pengunjung, yang berdampak pada penurunan tingkat kunjungan.
Data Balai Taman Nasional Kelimutu menunjukkan penurunan jumlah kunjungan wisatawan nusantara setelah adanya pembatasan. Dari 1 hingga 23 Juni 2024, tercatat 1.493 wisatawan nusantara berkunjung, turun dari 2.578 kunjungan pada periode yang sama di bulan Mei 2024, mengalami penurunan sekitar 40%.
"Kalau penurunan kunjungan wisatawan nusantara kurang lebih 40 persen dari jumlah kunjungan sebelum ada pembatasan," ujar Budi.
Baca juga : Candi Borobudur Siap Menerima Peningkatan Pengunjung Lebaran 2024
Meskipun terjadi penurunan jumlah kunjungan, Budi menegaskan bahwa tugas pokok Taman Nasional Kelimutu adalah pengelolaan berbasis konservasi, termasuk dalam pengelolaan wisata Danau Kelimutu yang mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pengunjung. Oleh karena itu, penurunan jumlah kunjungan tidak dianggap sebagai masalah yang mendasar.
"Taman Nasional Kelimutu bukan instansi yang mengejar profit," tambahnya.