New Delhi, India, 25/8 (JT) - Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam penerapan teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (Carbon Capture and Storage/CCS), menurut Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC). Dalam sebuah pernyataan di New Delhi, India, pada Jumat, Direktur Eksekutif ICCSC, Belladonna Troxylon Maulianda, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk sumber daya karbon, yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi CCS.
Belladonna menyatakan, "Visi kami adalah menjadikan Indonesia sebagai pelopor dan pemimpin dalam teknologi CCS di kawasan ini. Kami berkolaborasi sebagai katalisator untuk mendorong penerapan CCS dengan lebih cepat di Indonesia."
Baca juga : Xiaomi Indonesia Siap Luncurkan Redmi Note 14 Series pada 24 Januari 2025
ICCSC mencatat bahwa Indonesia memiliki lokasi geografis dan geologi yang strategis di kawasan Asia Pasifik, yang diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Selain itu, Indonesia memiliki akuifer asin yang kaya secara geologis, yang bisa digunakan untuk menyimpan CO2 dengan kapasitas 80 hingga 100 giga ton.
CCS adalah teknologi yang terbukti efektif dalam mengurangi emisi karbon di sektor-sektor dengan emisi tertinggi seperti industri manufaktur, pembangkit listrik, petrokimia, dan lainnya. Teknologi ini berpotensi mengurangi emisi CO2 yang masuk ke atmosfer, berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim, dan mendorong Indonesia menuju visi berwawasan hijau.
Namun, penerapan CCS di Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan, termasuk tata kelola dan regulasi, kerja sama komersial, insentif fiskal yang kompetitif, transportasi karbon, serta pengembangan infrastruktur CCS di Indonesia.
Baca juga : Toshiba Lifestyle Perkuat Posisi di Asia Pasifik dengan Strategi Baru
Belladonna menekankan bahwa kolaborasi dan komitmen kuat dari pemerintah, lembaga akademik, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk mempercepat penerapan CCS di Indonesia. Dari sektor industri, ICCSC mencatat kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dan ExxonMobil dalam pengembangan CCS hub di Indonesia.
Pengembangan program CCS hub tidak hanya sejalan dengan komitmen net zero emission (NZE) dan dekarbonisasi, tetapi juga mendukung program pemerintah. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengungkapkan bahwa implementasi studi CCS/CCUS di Lapangan Jatibarang telah memperlihatkan hasil positif dalam penggunaan CO2 untuk enhanced oil recovery (EOR).