JT - Ismail Ashlan, General Manager Marketing & Public Relations Subaru Indonesia, menjelaskan faktor yang membuat produsen mobil asal Jepang tersebut belum memasarkan produk mobil listriknya di Indonesia.
Ismail mengakui bahwa meskipun pasar global sedang gandrung terhadap mobil listrik, namun Subaru belum melihat dorongan yang cukup kuat dari pasar Indonesia untuk memasarkan mobil listriknya. Dia menyatakan bahwa lini mobil yang telah dipasarkan oleh Subaru di Indonesia sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar mobil spesifik di Indonesia.
Baca juga : IIMS 2025 Menyelenggarakan Pre-event Berjudul "Holiday on Wheel"
"Kita sudah memiliki kehadiran di segmen niche atau premium, segmen medium, dan bahkan segmen ekonomis. Jadi dari segi pasar, kami belum melihat kebutuhan mendesak untuk memasuki pasar mobil listrik," kata Ismail saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa.
Faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah penjualan mobil listrik di Indonesia yang masih lambat. Meskipun sedang tren, Ismail menjelaskan bahwa penjualan mobil listrik di Indonesia baru mencapai sekitar 900 ribu unit hingga November 2023.
"Dengan penjualan sekitar 900 ribu unit per tahun, penjualan mobil listrik belum mencapai 10 persen dari total penjualan mobil di Indonesia, bahkan belum mencapai angka dua digit. Mungkin ada peningkatan tahun ini, namun hal tersebut juga tergantung pada dorongan dari merek-merek yang fokus pada kendaraan listrik," jelas Ismail.
Baca juga : GIIAS Mengindikasikan Industri Otomotif Tetap Stabil
Selain itu, Subaru masih fokus memperkenalkan produk mobil yang dilengkapi dengan teknologi Symmetrical All-Wheel Drive ke pasar Indonesia.
Meskipun pemerintah mendorong produsen mobil untuk membangun pabrik mobil listrik di Indonesia, Ismail menjelaskan bahwa Subaru masih menunggu perkembangan pasar dan tingkat permintaan sebelum memutuskan untuk mengikuti langkah produsen lain yang telah membangun industri mobil listrik di dalam negeri.