JT - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang menggarap sebuah proyek penelitian tentang intervensi pemberian makanan tambahan yang diperkaya dengan daun kelor untuk balita yang mengalami stunting dan anemia.
Proyek riset ini dilakukan di Kelurahan Kelor dan Wiladeg, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Yogyakarta, dimulai pada tanggal 5 Maret 2024 dan akan berlangsung selama 12 pekan ke depan.
Baca juga : Dokter Bagikan Kiat Mencegah TBC
"Dengan tujuan intervensi ini, kami ingin mempelajari pengaruh pemberian formula pangan lokal yang diperkaya dengan daun kelor terhadap status anemia dan gizi pada balita stunting di daerah tersebut," kata Peneliti dari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN, Dini Ariani, dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Dini menjelaskan bahwa BRIN akan menganalisis pengaruh dari formula makanan tambahan yang telah dibuat terhadap peningkatan gizi dan kadar hemoglobin pada balita yang mengalami stunting dan anemia.
Proyek riset ini merupakan kelanjutan dari riset sebelumnya yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya, yang bertujuan untuk merumuskan produk berbahan pangan lokal yang diperkaya dengan daun kelor yang mengandung protein hewani dan nabati.
Baca juga : Lima Langkah Kelola Kemarahan di Tempat Kerja
Setelah formula tersebut dirumuskan, para ilmuwan BRIN memberikan pelatihan kepada para Ibu PKK, kader posyandu, dan UKM di Kelurahan Kelor mengenai cara pembuatan formula produk tersebut serta pemberiannya kepada anak sesuai dengan kandungan gizinya.
Dari pelatihan tersebut, terbentuklah empat kelompok kader yang akan membuat produk makanan tambahan yang diperkaya dengan daun kelor, dan kemudian produk tersebut akan diberikan kepada 37 balita yang mengalami stunting di Kecamatan Karangmojo, terutama di Kelurahan Kelor dan Wiladeg.