JAKARTATERKINI.ID - Dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, terutama dihadapi dengan tantangan cuaca panas, Profesor Psikologi dari Reed College, Paul Currie, menyebutkan bahwa cuaca yang semakin panas dapat mengganggu kenyamanan dalam menjalankan ibadah puasa.
Cuaca yang panas meningkatkan godaan untuk mengonsumsi makanan berminyak seperti gorengan dan minuman manis yang dingin, yang dapat menyebabkan timbulnya gejala panas dalam, radang tenggorokan, dan masalah pencernaan.
Baca juga : Azan langgam Jawa menggema pada Tenda Ramadhan di Moskow
Tantangan lainnya adalah perut yang kosong membuat kadar gula darah menurun, sehingga memicu pelepasan hormon kortisol dan adrenalin yang dapat membuat seseorang lebih emosional.
Dengan adanya ketiga tantangan tersebut, Paul memberikan tiga kiat yang bisa dilakukan masyarakat untuk melawan cuaca panas. Pertama, melawan hati yang panas dapat dilakukan dengan berolahraga ringan untuk menjaga stabilitas emosi dan memicu tubuh menjadi lebih segar.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengelola hati yang panas adalah melalui ibadah seperti membaca Al-Qur'an, sholat, atau berzikir sesuai dengan anjuran para ulama.
Baca juga : 7 Pilihan Takjil Unik untuk Buka Puasa yang Wajib Dicoba
Kedua, dalam melawan cuaca panas, Anda dapat menggunakan pakaian berbahan katun yang lembut dan cepat menyerap keringat, serta hindari sinar matahari secara langsung. Jika harus beraktivitas di luar ruangan, jangan lupa untuk menggunakan topi agar terhindar dari paparan langsung matahari.
Kiat selanjutnya berkaitan dengan panas dalam. Guna mengatasi hal tersebut, konsumsi makanan selama bulan puasa harus lebih diperhatikan dari konsumsi pada hari-hari biasanya. Misalnya, untuk sahur, sebaiknya mengonsumsi makanan yang tergolong karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum, oatmeal, serta makanan dengan protein tinggi seperti telur atau dada ayam.