JAKARTATERKINI.ID - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengidentifikasi bahwa fenomena degradasi lahan pertanian yang disertai dengan penurunan minat orang untuk menjadi petani semakin memperkuat ancaman terhadap krisis pangan di masa depan.
Kepala Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN, Lilis Mulyani, menyatakan bahwa masalah desa pertanian saat ini menjadi topik yang sangat penting dan relevan dalam pembangunan Indonesia.
Baca juga : Presiden Tunjuk Marsdya M. Tonny Harjono Sebagai KSAU
"Ini merupakan fenomena yang sangat memprihatinkan. Padahal, bangsa kita sangat bergantung pada produksi pertanian," ujarnya dalam forum diskusi budaya di Jakarta, Senin.
Lilis juga menyoroti kenaikan harga beras yang terus meningkat, yang mencerminkan gejolak dalam sektor pertanian yang dipengaruhi oleh faktor global seperti krisis iklim.
Menurutnya, petani di desa-desa saat ini mengalami berbagai tekanan yang membuat mereka dan generasi berikutnya berpikir ulang untuk tetap menjadi petani.
Baca juga : Anggota DPR Harap Biaya Haji 2025 Lebih Murah Sebagai Terobosan Baru
"Kita melihat jumlah petani juga hampir berkurang sepertiganya dalam satu dekade terakhir," kata Lilis.
Dwi Wulan Pujiriyani, seorang akademisi dari Sekolah Tinggi Pertahanan Nasional (STPN), mengungkapkan bahwa Indonesia sedang mengalami pergeseran struktur sosial dari masyarakat agraris menjadi masyarakat non-agraris, yang disebut sebagai deagrarianisasi.