JAKARTATERKINI.ID - Sebuah penyelesaian yang dipertimbangkan untuk mengakhiri konflik antara Ukraina dan Rusia adalah sesuatu yang memungkinkan dan diinginkan, demikian disampaikan oleh lembaga pemikir AS, Quincy Institute for Responsible Statecraft, pada Jumat (16/2).
"Kebijaksanaan konvensional menyatakan bahwa negosiasi untuk mengakhiri perang di Ukraina tidak mungkin dan tidak diinginkan. Keyakinan ini salah. Hal ini juga sangat berbahaya bagi masa depan Ukraina," kata lembaga pemikir AS dalam sebuah laporan.
Baca juga : Kota Bersejarah Gedi di Kenya Resmi Masuk Daftar Warisan Dunia UNESCO
Konflik tersebut cenderung menuju keruntuhan Ukraina. Amerika Serikat dan sekutunya tidak dapat memperbaiki "permasalahan sumber daya manusia akut" di Ukraina tanpa keterlibatan langsung dalam konflik tersebut, lanjut laporan tersebut.
Rusia telah berhasil dalam bertahan dari sanksi dan meningkatkan kekuatan militernya, sedangkan Ukraina secara bertahap telah kehabisan tenaga, tambah laporan itu.
Ada "sedikit prospek realistis" mengenai perolehan wilayah Ukraina di masa depan, katanya.
Baca juga : Sekjen PBB Serukan Siklus Pembalasan di Timur Tengah Diakhiri
Selain itu, laporan tersebut mengemukakan, harapan terbaik Ukraina terletak pada penyelesaian yang dinegosiasikan yang mencegah eskalasi di masa depan serta meningkatkan keamanan regional dan global.
Laporan itu mendorong agar AS harus secara terbuka mendukung seruan China, Brasil, dan negara-negara lain untuk mengadakan pembicaraan damai, serta para pejabat AS harus terlibat dengan rekan-rekan Rusia melalui jalur formal dan informal untuk membantu membangun kepercayaan dan memperkuat dialog.