DECEMBER 9, 2022
BISNIS

KKP: Sanksi bagi pelaku usaha penangkapan ikan dilakukan secara adil

post-img

KKP: Sanksi bagi pelaku usaha penangkapan ikan dilakukan secara adil

Jakarta, 02/5 (jakartaterkini) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan bahwa pengenaan sanksi administratif bagi pelaku usaha penangkapan ikan yang melanggar aturan memperhatikan aspek keadilan dan keberlanjutan usaha.

Direktur Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, Adin Nurawaluddin dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa, membantah informasi beredar yang berkaitan dengan adanya denda Rp3 miliar kepada nelayan pelaku pelanggaran sehingga mereka kesulitan melaut.

"Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) belum pernah mengenakan denda administratif sebesar Rp3 miliar terhadap pelaku usaha penangkapan ikan, jadi tidak benar informasi tidak dapat melaut karena terkena denda administratif Rp3 miliar," tegas Adin.

Adin mengakui, pelaku usaha yang melanggar aturan turut dikenakan sanksi, termasuk terhadap pelaku usaha yang menggunakan kapal berukuran besar dengan mengutamakan azas keadilan bagi pelaku usaha.

"Terlebih lagi pelanggaran dalam waktu lama menggunakan kapal berukuran besar sangat merugikan bagi upaya pengelolaan perikanan bertanggung jawab dan berkelanjutan," jelasnya.

Ia pun menyayangkan, adanya pihak-pihak yang tak bertanggung jawab yang menyebarkan informasi tidak benar dan cenderung menghasut kalangan nelayan untuk menghambat penerapan kebijakan yang sebenarnya justru ditujukan bagi keberlanjutan perikanan nasional di masa depan tersebut.

"KKP sangat menyayangkan upaya mengelak dari sanksi dengan menyebarkan informasi yang tidak benar," ungkapnya.

Ia melanjutkan, adapun dalam penerapan sanksi di kebijakan penangkapan ikan terukur (PIT) merupakan sanksi administratif sebagaimana yang diamanatkan oleh UU Cipta Kerja.

Meski begitu, pengenaan sanksi tidak serta merta dikenakan begitu saja, namun terdapat proses pemeriksaan terlebih dahulu.

"Ada tahapan yang diberlakukan dalam pemberian sanksi administratif. Terkait kasus yang sedang ditangani saat ini, dendanya belum ditetapkan, masih proses pemeriksaan. Kapalnya GT-nya besar di atas 150-GT, menangkap tidak sesuai DPI lebih dari satu bulan, menangkap cumi," jelasnya.


Pewarta : Sinta Ambarwati
Editor : Guido Merung


sc:antara


Tentang Kami

Jakartaterkini.id merupakan transformasi dari Media sosial Instagram Jakarta terkini, yang lahir sejak tahun 2017 silam. Melalui media online kami ingin lebih berkomitmen dalam menghadirkan beragam informasi yang lebih luas, komprehensif dan faktual.

Kami berfokus menjadi media lokal Jakarta yang terkini, sesuai dengan tag line kami, Informasi terkini di Jakarta. Dibawah naungan JTN Media kami terus beradaptasi dalam segala aspek sesuai dengan perkembangan sosial terkini. Selain itu kami juga terus melakukan inovasi terhadap perkembangan teknologi agar dapat memenuhi keinginan khalayak dalam mengakses informasi.

Kami adalah media yang Independent dengan mengedepankan kaidah jurnalistik, disajikan secara berimbang tanpa intervensi.

Bicara Jakarta..?! Jakarta terkini, Informasi terkini di Jakarta, Powered by JTN Media. 

 
Cart