JT – Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) mengimbau pemerintah, khususnya Kementerian Pariwisata, untuk memperkuat manajemen risiko di kawasan destinasi wisata di berbagai daerah.
Ketua Umum ICPI, Azril Azhari, menjelaskan bahwa perubahan perilaku pengunjung kini menuntut perhatian lebih pada aspek keselamatan, keamanan, kesehatan, sanitasi, dan keberlanjutan.
Baca juga : Hasil Survei: Gen Z dan Milenial Berlibur Untuk Hilangkan Stres
"Pariwisata adalah industri yang sangat erat kaitannya dengan manusia," ujar Azril saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Azril menyoroti bahwa Indonesia memiliki potensi bencana yang tinggi, seperti banjir, tanah longsor, dan letusan gunung berapi karena letaknya yang berada di Ring of Fire. Baru-baru ini, daerah Jakarta dan Bekasi juga mengalami banjir besar, yang menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat.
"Manajemen risiko dan mitigasi bencana harus menjadi prioritas sebelum membangun destinasi wisata," ujar Azril. Dia menilai bahwa destinasi wisata seharusnya memiliki identifikasi risiko dan langkah mitigasi terhadap keadaan darurat dan bencana.
Baca juga : Desa Wisata Berperan Penting dalam Menciptakan Lapangan Kerja Baru
Azril mengungkapkan pentingnya identifikasi risiko bencana dan kesiapsiagaan dalam membangun destinasi wisata. Setiap destinasi wisata harus memiliki rencana keadaan darurat, manajemen risiko keselamatan, kesehatan, dan lingkungan, serta aktivitas wisata yang dapat menimbulkan potensi bahaya.
"Kita perlu melakukan komunikasi risiko, yaitu tindakan preventif daripada kuratif," kata Azril.