JT – Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa pemanis buatan yang umum digunakan dalam soda diet dan makanan bebas gula lainnya dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Dikutip dari Medical Daily, Kamis (20/2), studi yang diterbitkan dalam Cell Metabolism meneliti tikus yang mengonsumsi aspartam—pemanis buatan yang sering digunakan sebagai pengganti gula—selama 12 minggu. Hasilnya dibandingkan dengan tikus yang tidak mengonsumsi pemanis tersebut.
Baca juga : Temukan Manfaat Kesehatan Seluruh Tubuh Lewat Lompat Tali
Dosis aspartam yang diberikan setara dengan konsumsi sekitar tiga kaleng soda diet per hari pada manusia.
Penelitian menunjukkan bahwa tikus yang mengonsumsi aspartam mengalami peningkatan peradangan serta penumpukan plak lemak di arteri mereka, dua faktor utama yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Selain itu, penelitian juga mencatat bahwa kadar insulin dalam darah tikus melonjak setelah aspartam masuk ke sistem mereka.
Baca juga : Libur Lebaran, Kesempatan Kurangi Ketergantungan Anak pada Gawai
Para ilmuwan mengidentifikasi bahwa peningkatan kadar insulin ini mungkin berperan dalam meningkatkan risiko aterosklerosis—penumpukan plak lemak di arteri yang dapat menyebabkan peradangan lebih tinggi dan meningkatkan risiko serangan jantung serta stroke seiring waktu.
"Aspartam memicu peningkatan kadar insulin, yang berkontribusi terhadap aterosklerosis," tulis para peneliti dalam laporan mereka.