JAKARTATERKINI.ID - PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana), perusahaan biofarmasi Indonesia yang menjadi perusahaan pertama di ASEAN dengan platform teknologi mRNA, telah sukses mengembangkan sejumlah produk bioteknologi dan vaksin melalui transfer teknologi pada tahun 2023.
Menurut keterangan dari Presiden Direktur Etana, Nathan Tirtana, Etana kini memiliki beberapa produk biologi, termasuk Erythropoietin Alfa yang digunakan oleh Pasien Ginjal Kronik (PGK) dan Monoclonal Antibody-Bevacizumab yang digunakan untuk mengobati kanker paru-paru non-sel kecil lanjut dan kanker kolorektal metastatik.
Baca juga : Lenovo Tampilkan Inovasi Teknologi AI Hybrid Terintegrasi di MWC 2025
"Kami juga mengembangkan Vaksin SARS-CoV-2 dengan teknologi mRNA, merupakan vaksin COVID-19 pertama yang mendapatkan sertifikat halal di dunia dari LPPOM-MUI dan diproduksi secara lokal oleh Etana, serta Vaksin PCV-13 yang merupakan vaksin pneumonia yang diberikan pada anak-anak hingga berusia 2 tahun," kata Nathan.
Selama tahun 2023, Etana fokus pada pengembangan produk biofarmasi melalui transfer teknologi, dengan berkolaborasi dengan perusahaan biofarmasi terkemuka di berbagai negara. Mereka juga berkerja sama dengan akademisi dan pemerintah dalam penelitian dan pengembangan (R&D) untuk menghasilkan produk biologi baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Nathan menyatakan bahwa Etana berhasil membawa teknologi baru, yaitu teknologi mRNA, melalui transfer teknologi dengan perusahaan biofarmasi Tiongkok. Transfer teknologi ini mempersingkat waktu produksi vaksin menjadi sekitar dua bulan.
Baca juga : Kemenkominfo Luncurkan "SMS Blast" untuk Cegah Judi Online
Pada tahun 2023, Etana juga menjalin berbagai kolaborasi dengan lembaga dalam dan luar negeri, seperti BRIN, UNSW Australia, LPDP, Kementerian Kesehatan RI, dan Tsinghua University dalam pengembangan riset, sumber daya manusia, dan inovasi di bidang kesehatan, terutama pada teknologi mRNA. Nathan juga menyebutkan kerja sama dengan CanSino Bio di bidang Biofarmasi dan Vaksin yang disaksikan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Nathan menyoroti tantangan utama di industri biofarmasi, yaitu pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Meskipun mendapatkan kesempatan melalui transfer teknologi SDM, Etana percaya bahwa SDM yang dimilikinya saat ini telah berpengalaman dan menguasai bidangnya, sehingga dapat mendukung perkembangan bioteknologi di Indonesia.
Bagikan
