JT - Pengamat Keamanan Siber Alfons Tanujaya menilai pembangunan pusat data juga perlu dibarengi oleh keterampilan sumber daya manusia (SDM) yang mengelolanya sehingga pengelolaan dan keamanannya sesuai dengan standar yang baik.
"Hal yang penting kita ketahui adalah kalau memang kita memutuskan untuk mengelola data sendiri, contohnya pemerintah, memang perlu dikelola dengan standar yang baik. Jadi jangan sampai terkesan bahwa yang penting ada data center, yang penting fisiknya ada," kata Alfons.
Baca juga : Samsung Galaxy S24 FE Rencananya hadir di musim panas 2024
Alfons menekankan pentingnya sumber daya manusia yang terampil untuk mengimbangi pembangunan pusat data. Menurutnya, banyaknya pusat data tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak dikelola sesuai dengan standar.
"Jadi lebih baik sambil belajar, training orang sampai jago ya mungkin satu tahun atau dua tahun," katanya.
Sembari melatih sumber daya manusia, pengelolaan data terpadu, terutama yang bersifat kurang sensitif, dapat dilakukan dengan menggaet pengelola swasta dari dalam negeri.
Baca juga : X Batasi Fitur Live Streaming untuk Pengguna Berlangganan
"Bisa ditaruh di data center komersial dalam negeri, taruh di Biznet, taruh di CBN, atau cloud, yang dikelola dalam negeri jadi kalau ada apa-apa mereka kan tanggung jawab karena mereka organisasi di Indonesia. Saya pikir pendekatan itu malah lebih realistis, dan lebih aman, dan lebih efisien," kata dia.
Diketahui, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyampaikan bahwa Pusat Data Nasional (PDN) ditargetkan sudah bisa beroperasi pada akhir Maret 2025.