JT – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menegaskan bahwa Festival Cap Go Meh di Glodok, Jakarta Barat, menjadi simbol harmoni dan bukti bahwa Jakarta adalah rumah yang nyaman bagi seluruh warganya, tanpa memandang etnis, agama, atau kepercayaan.
"Jakarta sebagai miniatur Indonesia, pastinya kita harus bisa mewujudkan Jakarta sebagai rumah besar yang nyaman untuk seluruh warganya, apapun agamanya, etnisnya, kepercayaannya, dan budayanya," kata Teguh saat menghadiri Festival Cap Go Meh di Glodok, Rabu (12/2).
Baca juga : Harga Cabai di Jakarta Pusat: Kenaikan Wajar, Pasokan Stabil
Teguh menjelaskan bahwa Cap Go Meh juga dikenal sebagai festival lampion yang melambangkan harapan, kebahagiaan, dan doa untuk kehidupan yang lebih baik.
"Tradisi ini turut mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kesetiaan, integritas, penghormatan, dan juga kasih sayang dalam kehidupan bermasyarakat," ujarnya.
Selain itu, Cap Go Meh mencerminkan akulturasi budaya yang harmonis di Indonesia. Salah satu contohnya adalah kuliner khas perayaan ini, Lontong Cap Go Meh.
Baca juga : Dinsos DKI Jakarta Pulangkan 100 PPKS ke Kampung Halaman Usai Pembinaan
"Hidangan ini mencerminkan indahnya perpaduan budaya Tionghoa dengan kekayaan kuliner Nusantara. Semangkuk Lontong Cap Go Meh menyimpan makna dan harapan atas keberuntungan, panjang umur, kesejahteraan, serta kekayaan," jelas Teguh.
Teguh menambahkan bahwa perayaan Cap Go Meh menjadi bukti nyata bahwa Jakarta mampu menjadi kota yang merangkul keberagaman dan menjadikannya sebagai kekuatan dalam membangun kebersamaan.