JT - Anggota Komisi XI DPR RI, Andi Yuliani Paris, menyoroti pentingnya pemberdayaan ekonomi sebagai salah satu langkah untuk mengurangi kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang sering dialami perempuan. Menurutnya, banyak kasus KDRT berakar pada persoalan ekonomi yang menjadi sumber konflik dalam keluarga.
"Kasus KDRT terhadap perempuan sering kali berakar pada masalah ekonomi. Karena itu, kita perlu fokus pada program-program pemberdayaan ekonomi, terutama bagi generasi muda," ujar Andi saat ditemui di Jakarta, Selasa.
Baca juga : KemenPPPA Kawal Kasus Kekerasan terhadap Santri yang Meninggal
Andi menekankan bahwa pemerintah harus membuka lebih banyak lapangan pekerjaan yang dapat diakses oleh generasi muda agar mereka memiliki stabilitas ekonomi yang lebih baik. Langkah ini, menurutnya, dapat membantu mencegah kondisi yang dapat memicu terjadinya KDRT.
Selain pemberdayaan ekonomi, Andi juga menyoroti pentingnya pembaruan kurikulum pendidikan. Ia menyarankan agar kurikulum pendidikan di tingkat SMK, SMA, dan universitas disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang.
"Banyak lulusan sekolah saat ini yang belum siap menghadapi dunia kerja karena keterbatasan keterampilan yang relevan. Kita perlu segera memperbarui kurikulum agar lulusan kita siap bersaing," tambahnya.
Baca juga : Mujib Rohmat: Publikasi Optimal PON XXI Aceh-Sumut Penting untuk Kebanggaan Bangsa
Langkah ini diharapkan mampu mencetak generasi muda yang memiliki kecerdasan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga dapat menekan angka pengangguran dan meminimalkan potensi konflik dalam rumah tangga.
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Kemanusiaan Rombongan Ibu-Ibu Eksis (Rombsis) Indonesia, Andi Idhanursanty, menyoroti pentingnya pendidikan tentang KDRT dimulai dari keluarga. Menurutnya, ibu memiliki peran sentral dalam membentuk karakter dan perilaku anak-anak.