JT - Dokter spesialis saraf menekankan pentingnya mewaspadai sakit kepala hebat yang bisa disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah otak, stroke, atau gangguan pasokan darah ke otak akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.
Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S (K), seorang dokter lulusan Universitas Indonesia yang berpraktik di Rumah Sakit Atma Jaya, menjelaskan bahwa sakit kepala yang sangat parah, yang dikenal dengan istilah "the worst headache of my life," harus dianggap serius dan tidak dianggap sebagai sakit kepala biasa.
Baca juga : Lima Kesalahan Umum Pemula di Gym Menurut Pelatih Kebugaran
"Nyeri kepala hebat yang tidak seperti biasanya, itu harus dianggap bukan nyeri kepala biasa," ujar Prof. Yuda saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Ada dua jenis sakit kepala yang perlu diwaspadai, yaitu sakit kepala spontan dengan intensitas rasa sakit yang sangat tinggi dan sakit kepala yang disertai dengan gangguan neurologis spesifik. Sakit kepala yang datang secara tiba-tiba dengan rasa sakit yang sangat hebat bisa menjadi tanda adanya stroke atau aneurisme, yaitu pembuluh darah yang mengembang.
Menurut Prof. Yuda, gejala lain yang perlu dicurigai termasuk adanya gangguan neurologis spesifik, seperti penglihatan kabur bila pecahnya pembuluh darah mengenai pusat penglihatan, kesulitan berbicara jika pembuluh darah pecah di pusat bicara, atau kelumpuhan jika terjadi di pusat motorik.
Baca juga : Yoga sebagai Pendukung Performa dan Pencegah Cedera Atlet
Lebih lanjut, Prof. Yuda menjelaskan bahwa gejala dari pecahnya pembuluh darah di otak bisa beragam, mulai dari penurunan kesadaran hingga gangguan motorik.
"Dimanapun letaknya, kalau darahnya banyak pasti kesadaran menurun. Jadi, gejalanya bisa bervariasi, tergantung volume pendarahan dan lokasi," jelasnya.