JT - Hingga Minggu malam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mencatat sebanyak 919 kepala keluarga (KK) atau 3.023 jiwa mengungsi akibat bencana hidrometeorologi yang terjadi pada Rabu (4/12).
Para pengungsi tersebar di beberapa kecamatan seperti Cikembar, Pabuaran, Lengkong, dan Simpenan.
Baca juga : KAI Bandara Siapkan 487.728 Kursi untuk Liburan Nataru 2024-2025
"Pengungsi ini merupakan penyintas bencana pergerakan tanah, banjir, dan longsor. Mereka mengungsi karena rumahnya rusak berat, terisolasi, atau berada di daerah rawan bencana susulan," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Medi Abdul Hakim, Minggu (7/12).
Saat ini, BPBD fokus pada evakuasi, pencarian korban, pembukaan akses jalan, dan pendistribusian bantuan ke lokasi pengungsian.
Akses menuju lokasi yang sebelumnya terisolasi mulai bisa ditembus, meski di beberapa wilayah hanya dapat dijangkau dengan sepeda motor atau berjalan kaki.
Baca juga : Pemprov DKI Jakarta Rekomendasikan Acara Gratis untuk Libur Akhir Pekan
BPBD melaporkan, bencana hidrometeorologi berdampak pada 847 KK atau 8.477 jiwa, serta mengancam 440 KK atau 755 jiwa lainnya. Kerusakan rumah yang tercatat meliputi rusak berat 1.410 unit, rusak sedang 1.011 unit, rusak ringan 777 unit, terancam 423 unit, tergenang 1.040 unit
Kerusakan tersebut tersebar di 38 kecamatan di Kabupaten Sukabumi.