JT – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa sejumlah daerah di Indonesia telah bersiaga untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, menjelang puncak musim hujan 2024-2025.
“Daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah mulai bersiaga dengan mengecek kembali sarana dan prasarana kebencanaan yang mereka miliki,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di Jakarta, Selasa.
Baca juga : Pengamat Sebut Larangan Jurnalisme Investigasi Langgar Kebebasan Pers
Abdul menambahkan, langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah daerah merupakan hal yang sangat penting untuk meminimalisir potensi bahaya bencana, sesuai dengan analisis yang diberikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). BMKG memperkirakan sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan dengan intensitas antara 1.000 – 5.000 mm per tahun sepanjang tahun 2025, yang diperkirakan dimulai pada November 2024.
“Pemerintah daerah diharapkan tidak hanya mengecek kesiapan peralatan, tetapi juga melakukan langkah-langkah antisipasi yang lebih komprehensif, seperti membangun atau memperbaiki tanggul penahan aliran sungai dan kawasan pesisir,” kata Abdul, menegaskan pentingnya tindakan preventif.
BNPB mencatat, hingga 16 November 2024, telah terjadi 1.756 kejadian bencana di Indonesia, dengan 94 persen di antaranya merupakan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca buruk, yang mengakibatkan ribuan rumah terdampak dan banyak warga terpaksa mengungsi.
Baca juga : Menag Ungkap Tiga Pesan Paus Fransiskus untuk Bangsa Indonesia
Abdul juga mengungkapkan bahwa dalam rapat koordinasi lintas kementerian dan lembaga pada 18 November 2024, disepakati bahwa pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk segera menetapkan status siaga bencana atau tanggap darurat berdasarkan kondisi di wilayah mereka.
Penetapan status tersebut memungkinkan pemerintah pusat untuk memberikan bantuan secara cepat, mencukupi segala kebutuhan penanggulangan yang masih kurang.