JT - Bagi pasien diabetes, pengelolaan gula darah biasanya berfokus pada asupan makanan. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa waktu makan juga memegang peranan penting dalam kontrol gula darah.
Menurut studi yang dikutip dari Medical Daily, menerapkan pola makan dengan waktu terbatas—strategi penurunan berat badan yang membatasi waktu makan pada jam tertentu—dapat meningkatkan kontrol gula darah secara signifikan pada orang dengan diabetes.
Baca juga : Mengapa Teh Tidak Disarankan untuk Anak? Kenali Alasannya
Modifikasi diet yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, disertai olahraga dan perubahan gaya hidup, merupakan langkah awal bagi penderita diabetes. Namun, rencana diet ini sering kali kompleks, tidak terjangkau, atau bahkan tidak efektif. Dalam kasus di mana diet yang dipersonalisasi tidak berhasil, para peneliti menyarankan untuk mencoba pola makan dengan waktu terbatas sebagai alternatif. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Diabetes Research and Clinical Practice.
Pola makan dengan waktu terbatas, atau puasa intermiten, melibatkan pembatasan jendela makan dalam rentang waktu tertentu (4 hingga 10 jam) dan berpuasa selama sisa waktu. Strategi ini diketahui bermanfaat untuk penurunan berat badan, peningkatan suasana hati, pengendalian gula darah, penurunan tekanan darah, dan perbaikan kualitas tidur.
Dalam studi enam bulan, 52 pasien diabetes tipe 2 berusia 35 hingga 65 tahun dibagi menjadi dua kelompok: satu kelompok fokus pada diet tradisional dan satu kelompok menerapkan pola makan dengan waktu terbatas. Kelompok yang menerapkan diet tradisional dibimbing untuk meningkatkan kualitas makanan, seperti menambah sayuran dan mengurangi alkohol.
Baca juga : Makanan Penyebab Bau Mulut dan Cara Mengatasinya
Kelompok dengan pola makan terbatas disarankan untuk makan dalam jendela sembilan jam, dari pukul 10 pagi hingga 7 malam. Kadar glukosa darah peserta diukur setiap dua bulan menggunakan tes HbA1c.
Setelah enam bulan, hasil menunjukkan bahwa kontrol glikemik pada pasien yang menerapkan pola makan dengan waktu terbatas sebanding dengan yang mengikuti perawatan diet standar. Pola makan ini juga dianggap lebih sederhana, dapat dicapai, dan mudah diikuti, sehingga memotivasi peserta untuk membuat perubahan gaya hidup positif lainnya.