Tekan Konsumsi, Harga Rokok Perlu Dinaikkan Dua Kali Lipat
by Noval Arisandi
03 Oktober 2024 19:40
382 Views
JT - Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJSUI) menyebutkan perlu kenaikan sebesar dua kali lipat rata-rata harga rokok sekarang yakni dari Rp30 ribu menjadi Rp60 ribu guna menekan konsumsi rokok.
Dalam konferensi pers daring oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) di Jakarta, Kamis, Ketua PKJSUI Aryana Satrya dalam sebuah survei mereka yang melibatkan 1.000 orang, sebanyak lebih dari 80 persen menyatakan mereka mendukung kenaikan harga rokok.
"Bahkan 80 persen dari perokok mendukung kenaikan harga rokok. Berapa harga rokok yang ideal? Mereka mengatakan kalau harga rokok sampai Rp60 ribu, maka 60 persen akan berhenti merokok. Kalau Rp70 ribu, maka akan sampai 70 persen yang berhenti merokok," kata Aryana.
Menurutnya, kenaikan sebesar dua kali lipat itu tidak dapat dicapai apabila tidak ada kenaikan cukai rokok. Selain itu, katanya, pemerintah masih belum agresif menaikkan cukai rokok.
Dia menambahkan ada rencana dari Direktorat Jenderal Bea Cukai untuk meninjau harga jual eceran. Akan tetapi, katanya, harga jual eceran sebenarnya tidak akan meningkatkan pendapatan pemerintah, sehingga kurang efektif dalam upaya menekan konsumsi rokok.
Sebenarnya selama bertahun-tahun, kata dia, pemerintah dapat menaikkan cukai rokok. Terkait kekhawatiran mengenai penurunan tingkat produksi dan konsumsi, lanjutnya, menurut statistik dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ternyata angka penurunan itu tidak besar, relatif kecil tetapi sangat penting untuk menekan prevalensi merokok.
"Bahkan nilai cukai yang diperoleh pemerintah selalu meningkat, dan bahkan pada saat akhir-akhir dua tahun terakhir ini," katanya.
Oleh karena itu pihaknya mendukung kenaikan cukai rokok.
"Beberapa riset kami terdahulu dari PKJS misalnya, mengenai stunting menunjukkan bahwa keluarga yang merokok, anaknya cenderung stunting 5,5 persen. Kemudian juga tingkat intelegensianya juga lebih rendah," ucapnya.
Selain itu, kata dia, rata-rata yang merokok banyak yang miskin, sehingga menerima bantuan sosial. Tapi, katanya, bantuan tersebut malah digunakan untuk membeli rokok lagi sehingga mereka semakin miskin.
"Jadi satu persen kenaikan konsumsi rokok, menaikkan kemungkinan enam persen untuk menjadi lebih miskin," katanya.* * *
Jakartaterkini.id merupakan transformasi dari Media sosial Instagram Jakarta terkini, yang lahir sejak tahun 2017 silam. Melalui media online kami ingin lebih berkomitmen dalam menghadirkan beragam informasi yang lebih luas, komprehensif dan faktual.
Kami berfokus menjadi media lokal Jakarta yang terkini, sesuai dengan tag line kami, Informasi terkini di Jakarta. Dibawah naungan JTN Media kami terus beradaptasi dalam segala aspek sesuai dengan perkembangan sosial terkini. Selain itu kami juga terus melakukan inovasi terhadap perkembangan teknologi agar dapat memenuhi keinginan khalayak dalam mengakses informasi.
Kami adalah media yang Independent dengan mengedepankan kaidah jurnalistik, disajikan secara berimbangtanpa intervensi.
Bicara Jakarta..?! Jakarta terkini, Informasi terkini di Jakarta, Powered by JTN Media.
Jakartaterkini.id merupakan transformasi dari Media sosial Instagram Jakarta terkini, yang lahir sejak tahun 2017 silam. Melalui media online kami ingin lebih berkomitmen dalam menghadirkan beragam informasi yang lebih luas, komprehensif dan faktual.
Kami berfokus menjadi media lokal Jakarta yang terkini, sesuai dengan tag line kami, Informasi terkini di Jakarta. Dibawah naungan JTN Media kami terus beradaptasi dalam segala aspek sesuai dengan perkembangan sosial terkini. Selain itu kami juga terus melakukan inovasi terhadap perkembangan teknologi agar dapat memenuhi keinginan khalayak dalam mengakses informasi.
Kami adalah media yang Independent dengan mengedepankan kaidah jurnalistik, disajikan secara berimbangtanpa intervensi.
Bicara Jakarta..?! Jakarta terkini, Informasi terkini di Jakarta, Powered by JTN Media.