JT – Polres Metro Bekasi mengungkapkan adanya tiga santriwati yang menjadi korban pencabulan di Pondok Pesantren Al-Qona’ah, Desa Karangmukti, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi. Ketiga korban tersebut berinisial SNAD (15), ADL (14), dan AS (15).
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol. Twedi Aditya Bennyahdi, menjelaskan bahwa para korban mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh pemilik pesantren, H alias AU (51), serta anaknya yang juga seorang guru, MHS (35).
Baca juga : Dinas KPKP DKI Jakarta Menyebut Kondisi Pangan Aman di Awal Tahun 2024
“Kejadian ini bermula saat para korban mengaji di Pondok Pesantren Al-Qona’ah yang dikelola oleh terlapor. Para korban diwajibkan menginap di pesantren tersebut, dan pada malam hari, saat korban tengah beristirahat, pelaku mendatangi serta melakukan pencabulan terhadap mereka,” kata Twedi saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Selain melakukan aksi bejatnya, para pelaku juga mengancam para santriwati agar tidak memberitahukan kejadian ini kepada orang tua mereka.
"Setelah kejadian tersebut, korban melaporkan kasus yang mereka alami kepada Polres Metro Bekasi untuk penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut," ujarnya.
Baca juga : OJK Transaksi Non-Tunai di Jakarta Naik 5,10 Persen pada Triwulan II 2024
Atas perbuatan mereka, para pelaku akan dijerat dengan Pasal 82 UU No.17 Tahun 2016 tentang penetapan Perpu No.1 Tahun 2016, yang merupakan perubahan kedua atas UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Polisi mengevakuasi dua tersangka, yakni pemilik pesantren berinisial S (52) dan seorang guru, MH (29), dari Pondok Pesantren Al-Qona'ah pada Jumat malam (27/9). Kedua tersangka diduga melakukan pencabulan terhadap salah satu santriwati.
Bagikan
