JT - Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) bersama relawan Basecamp Sauyunan berhasil menurunkan 1 ton sampah yang ditinggalkan oleh para pendaki dari puncak Gunung Gede. Kepala Balai Besar TNGGP, Adhi Nurul Hadi, menyampaikan bahwa pihaknya telah menerapkan berbagai upaya untuk mengatasi masalah sampah, baik di jalur pendakian maupun di puncak, namun sampah yang ditinggalkan pendaki masih menjadi permasalahan besar.
"Berbagai cara dilakukan, mulai dari memperketat pemeriksaan barang bawaan saat naik dan turun untuk memastikan barang yang berpotensi menjadi sampah wajib dibawa turun kembali, termasuk menyediakan tempat sampah sementara (TPS)," kata Adhi saat dihubungi di Cianjur, Jawa Barat, Senin.
Baca juga : Polisi Samarinda Bripka Joko Hadi Aprianto, Penggali Kubur Sukarela yang Menginspirasi
Kesadaran dan kepatuhan pendaki menjadi tantangan utama dalam menjaga kebersihan kawasan tersebut. Adhi menjelaskan, pihak TNGGP menetapkan standar operasi dan prosedur (SOP) yang menekankan pentingnya kesadaran pendaki untuk membawa sampah mereka kembali saat turun. Jika para pendaki memiliki kesadaran tinggi, hal ini akan menjadi kebiasaan yang baik dan mencegah penumpukan sampah di jalur pendakian maupun puncak.
Sebagai solusi, TNGGP berkolaborasi dengan relawan Basecamp Sauyunan di Cibodas, Gunung Putri, dan Salabintana untuk mengatur pendaki serta menangani sampah. Relawan Basecamp Sauyunan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang diperlukan untuk membantu menjaga zonasi dan melakukan operasi sampah.
Koordinator Basecamp Sauyunan, Niko Rastagil, menyatakan bahwa operasi bersih sampah yang dilakukan secara rutin bukan hanya berhasil menurunkan 1 ton sampah dari puncak, tetapi juga menemukan dampak buruk lainnya, seperti 11 pohon edelweis yang mati diduga akibat tumpukan sampah yang merusak ekosistem.
Baca juga : Pecalang Bantu Amankan Pelaksanaan Ibadah Natal di Denpasar
"Operasi bersih sampah ini rutin kami lakukan setiap tiga bulan sekali dengan melibatkan sekitar 90 relawan yang menyisir sepanjang jalur pendakian, alun-alun Suryakancana, hingga puncak Gunung Gede," ujar Niko.
Menurut Niko, masih banyak sampah yang menumpuk karena kurangnya kesadaran pendaki. Upaya yang lebih maksimal diperlukan untuk membentuk kesadaran ini agar sampah yang ditinggalkan tidak mengancam ekosistem dan keberlangsungan hidup hewan langka yang dilindungi.