JAKARTA TERKINI – Grup teknologi Wartsila Energy mengungkapkan bahwa Indonesia memerlukan penggunaan sumber daya penyeimbang berbasis gas untuk mendukung kebutuhan energi terbarukan, sesuai dengan rencana dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2024-2033.
Direktur Penjualan Indonesia Wartsila Energy, Febron Siregar, menjelaskan di Jakarta pada Selasa bahwa hasil draf RUPTL 2024-2033 dan simulasi PLEXOS menunjukkan bahwa sistem energi masa depan Indonesia akan didominasi oleh energi terbarukan. Pergeseran ini memerlukan penggunaan sumber daya penyeimbang berbasis gas, seperti pembangkit listrik mesin, untuk menjaga stabilitas jaringan dan memastikan pasokan listrik yang andal.
Baca juga : KKP Berhasil Kembangkan Strategi Hilirisasi Rajungan
“Pergeseran menuju energi terbarukan akan memerlukan mesin penyeimbang berbasis gas untuk menjaga kestabilan jaringan energi. Selain itu, solusi hibrida seperti menggabungkan mesin-mesin ini dengan sistem fotovoltaik (PV) surya baru bisa menjadi jalur untuk mengefisiensikan biaya transisi energi dan meningkatkan ketersediaan sistem,” kata Febron.
Wartsila meluncurkan teknologi pembangkit listrik bermesin hidrogen 100 persen sebagai salah satu solusi untuk kebutuhan ini. Perusahaan asal Finlandia tersebut menargetkan teknologi ini menjadi standar baru untuk solusi energi bersih.
“Dengan efisiensi, fleksibilitas, kesadaran lingkungan, efektivitas biaya, dan ketahanan yang luar biasa, mesin gas menawarkan pendekatan holistik untuk produksi energi berkelanjutan,” tambah Febron.
Baca juga : Bank DKI Raih Penghargaan Bergengsi di Ajang GRC & Performance Excellence Award 2024
Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) merupakan komitmen Indonesia untuk keberlanjutan dan pengurangan emisi karbon melalui pengembangan energi terbarukan. RUPTL 2021-2030 menetapkan target pengembangan kapasitas energi terbarukan yang signifikan, termasuk proyek tenaga surya, angin, dan bioenergi. RUPTL 2024-2033, yang masih dalam penyusunan, dirancang dengan komposisi 75 persen pembangkit listrik dari energi baru terbarukan (EBT) dan 25 persen dari gas, yang dicanangkan oleh BUMN PT PLN (Persero).