JT – Film aksi terbaru "The Shadow Strays" karya Sutradara Timo Tjahjanto membuat debutnya yang mengesankan di Festival Film Internasional Toronto (TIFF) pada Minggu malam (15/9). Film ini memperoleh sambutan hangat dari penonton yang hadir, menandai salah satu pencapaian terbesar dalam festival tersebut.
Timo Tjahjanto, yang dikenal dengan karya-karya aksinya yang intens, menyatakan, "Atmosfer di ruangan sungguh luar biasa. Dengan 'The Shadow Strays', saya ingin mendorong batasan sinema laga, menciptakan sesuatu yang mendebarkan sekaligus emosional. Melihat respons penonton di TIFF Midnight Madness adalah pengalaman yang tak terlupakan."
Baca juga : Ahmad Dhani Undur Konser Dewa 19 All Stars 2.0, Kini Dijadwalkan pada September
Midnight Madness, program khusus TIFF yang menampilkan film-film genre laga, horor, thriller, dan fantasi, menjadi panggung bagi "The Shadow Strays" untuk menunjukkan kehebatannya. Film ini berhasil menarik perhatian karena keberaniannya dalam mendobrak batasan genre dan menyajikan aksi-thriller yang sarat adrenalin.
Dibintangi oleh Aurora Ribero dan Hana Malasan, serta didukung oleh ansambel pemain berpengalaman, "The Shadow Strays" menawarkan pengalaman sinematik yang mendebarkan. Film ini mengikuti kisah seorang pembunuh muda bernama “13” yang menjalin persahabatan dengan seorang anak kecil, dan harus menyelamatkan anak tersebut setelah diculik oleh sindikat kejahatan.
Para kritikus memberikan pujian terhadap intensitas adegan laga dan kedalaman emosional film ini. Matt Neglia dari Next Best Picture menyebut, “‘The Shadow Strays’ adalah aksi brutal yang bergerak cepat dari awal hingga akhir. Kisah penuh darah dan adrenalin ini mengisahkan tentang perlindungan dan sifat kekerasan yang akan menghantam Anda dengan keras.”
Baca juga : Sarinah Jazz Night Mempersembahkan Sandhy Sondoro dan Bilal Indrajaya
Neglia juga memuji penampilan Aurora Ribero, “Aurora Ribero memberikan segalanya secara fisik dan emosional, menghancurkan siapa pun di jalannya sambil tetap memikat audiens sepanjang film.”
Film ini dianggap sebagai contoh bagaimana aksi berskala besar dapat digabungkan dengan momen-momen intim yang berfokus pada karakter, menunjukkan sisi fisik yang jarang terlihat dalam film laga modern.