JT - PBB mengatakan bahwa lebih dari 11.700 warga sipil tewas sejak dimulainya perang Rusia di Ukraina pada Februari 2022 dan mendesak para pemimpin yang mempersiapkan sesi Majelis Umum ke-79 untuk memanfaatkan semua peluang untuk mengakhiri konflik.
"Sayangnya, dua setengah tahun sejak eskalasi perang ini, situasinya terus memburuk. Jumlah korban tewas terus meningkat. Penderitaan manusia terus berlanjut pada tingkat yang tidak dapat ditoleransi," kata Penjabat Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan Joyce Msuya pada sidang Dewan Keamanan PBB, Selasa.
Baca juga : PBB: Israel Lima Kali Serang Sekolah UNRWA di Gaza
Sesi yang diadakan atas permintaan Perancis dan Ekuador tersebut membahas serangan Rusia terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil di Ukraina.
Msuya menekankan bahwa 10 juta orang terpaksa mengungsi di Ukraina dan serangan skala besar telah terjadi di seluruh negeri sejak 26 Agustus.
“Kami sangat prihatin dengan meluasnya pertempuran baru-baru ini ke daerah-daerah baru di kedua sisi perbatasan Ukraina-Rusia,” ucapnya.
Baca juga : Afrika CDC Memperingatkan Mpox Tidak Terkendali di Seluruh Afrika
Mengingat bahwa operasi militer di wilayah Kursk Rusia telah menyebabkan 130.000 orang mengungsi, Msuya mengatakan bahwa warga sipil dan infrastruktur sipil juga telah menjadi sasaran di wilayah tersebut.
“Saya harus mengingatkan semua pihak mengenai kewajiban untuk terus menjaga keselamatan warga sipil dan objek sipil sesuai tuntutan hukum humaniter internasional,” ujar dia.