JAKARTA TERKINI - Nickel Industries Limited, salah satu pemasok nikel terbesar di dunia, menyoroti kesalahpahaman terkait pertambangan dan deforestasi pada gelaran International Critical Minerals & Metals Summit di Nusa Dua, Badung, Bali.
Dalam kesempatan tersebut, Head of Sustainability Nickel Industries Limited, Muchtazar, membahas isu mendesak tentang deforestasi dan menantang keyakinan umum bahwa pertambangan merupakan penyebab utama deforestasi di Indonesia.
Baca juga : Perusahaan Retail Buka Peluang Karir untuk 290 Pekerja Disabilitas
"Bertentangan dengan kepercayaan umum, pertambangan bukanlah penyebab utama deforestasi," ujar Muchtazar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Muchtazar menjelaskan bahwa pada tahun 2023, kurang dari 1 juta hektare lahan di Indonesia digunakan untuk pertambangan. Dengan total luas daratan Indonesia sekitar 190 juta hektare, dan sekitar 63 persen di antaranya diklasifikasikan sebagai kawasan hutan, yakni sekitar 120 juta hektare, maka kegiatan pertambangan hanya mencakup sekitar 0,5 persen dari total luas daratan atau hampir 1 persen dari kawasan hutan di negara ini.
"Ini menunjukkan bahwa kontribusi pertambangan terhadap deforestasi relatif kecil jika dibandingkan dengan luas kawasan hutan di Indonesia," ujar Muchtazar.
Baca juga : Pertamina Berkomitmen Tingkatkan Transparansi dalam Perdagangan Minyak dan BBM
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya sektor pertambangan dalam ekonomi Indonesia, yang menyumbang lebih dari 10 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional pada tahun 2023.
"Sektor pertambangan menyediakan bahan dan bahan bakar penting yang dibutuhkan dunia dan memainkan peran krusial dalam ekonomi kita," tambahnya.