JAKARTA TERKINI - Pemerintah menilai minat investor pada lelang Surat Utang Negara (SUN) yang digelar pada 3 September 2024 masih cukup solid. Total kontribusi penawaran masuk (incoming bids) mencapai Rp45,49 triliun, atau 2,07 kali lipat dari target indikatif yang diumumkan sebelumnya.

Minat investor didorong oleh adanya indikasi soft landing ekonomi Amerika Serikat (AS), dengan tingkat inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditure/PCE) yang stabil di level 2,5 persen secara tahunan (year on year/yoy). Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Deni Ridwan, menyatakan bahwa stabilitas inflasi PCE di AS mendorong ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin (bps) dari sebelumnya 50 bps.

Sentimen positif juga berasal dari domestik, dengan data inflasi bulan Agustus 2024 yang terjaga pada level 2,12 persen (yoy), dalam kisaran target 2,5 plus minus 1 persen.

Deni menjelaskan bahwa permintaan investor secara keseluruhan masih dominan pada SUN tenor 6 hingga 11 tahun. Kontribusi penawaran masuk (incoming bids) dan penawaran yang dimenangkan (awarded bids) masing-masing tercatat sebesar 64,79 persen dari total incoming bids dan 81,59 persen dari total awarded bids.

Animo investor asing pada lelang SUN kali ini juga sangat baik, dengan total incoming bids mencapai Rp12,4 triliun. Mayoritas dari incoming bids tersebut berada pada SUN tenor 11 tahun, sebesar Rp6,11 triliun, atau 49,31 persen dari total incoming bids investor asing. Dari jumlah tersebut, Rp4,85 triliun atau 22,1 persen dimenangkan.

Seiring dengan stabilnya pasar Surat Berharga Negara (SBN) dalam dua pekan terakhir, Weighted Average Yield (WAY) obligasi negara yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini turun sebesar 2 hingga 4 bps dibandingkan dengan WAY lelang SUN sebelumnya.

Pemerintah memutuskan untuk memenangkan penawaran sebesar Rp22 triliun pada lelang SUN hari ini. Keputusan tersebut mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2024, dan kondisi kas negara terkini.