JT - Pengamat politik dari Indonesia Political Opinion (IPO), Efriza, mengkritik keputusan Megawati Soekarnoputri yang membatalkan pensiun dari jabatan Ketua Umum PDIP. Efriza menilai bahwa keputusan ini menghambat proses regenerasi dalam tubuh partai.
"Sayangnya, kesempatan untuk munculnya pemimpin baru tidak terjadi di PDIP," ujar Efriza saat dihubungi di Jakarta, Sabtu. Menurutnya, langkah Megawati tersebut lebih ditujukan untuk memperkuat persatuan internal dan menunjukkan bahwa dia masih memiliki pengaruh di PDIP.
Baca juga : Kemenlu: 40 WNI Tiba di Indonesia dengan Selamat
Efriza juga merespons isu yang menyebutkan Presiden Joko Widodo berusaha merebut kursi Ketua Umum PDIP dari Megawati. Dia berpendapat bahwa Jokowi sulit mengambil alih PDIP karena telah kehilangan dukungan dari kader partai yang kecewa dengan kinerja politiknya sebagai presiden.
Selain itu, Efriza menilai pernyataan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, tentang ambisi Jokowi menduduki kursi Ketua Umum PDIP sebagai bagian dari strategi komunikasi politik yang tidak signifikan.
"Hasto hanya ingin menunjukkan PDIP sebagai oposisi baik terhadap pemerintahan Jokowi maupun Prabowo ke depannya," katanya.
Baca juga : Dirjen Hubla Buka Pendaftaran Mudik Gratis Pakai Kapal Laut
Sebelumnya, Megawati mengungkapkan alasan batal pensiun sebagai Ketua Umum PDIP terkait adanya upaya pihak lain untuk merebut posisi tersebut. Meskipun awalnya ia mengaku ingin pensiun dan menghabiskan waktu bersama keluarga, Megawati akhirnya memutuskan untuk tetap memimpin partai hingga tahun 2025. * * *