JAKARTATERKINI - Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Lovely Daisy, menyatakan pentingnya dukungan suami dalam menjaga kesehatan psikologis ibu atau calon ibu selama masa kehamilan. Tujuannya adalah untuk mencegah kelahiran bayi prematur dan mengurangi risiko stunting.
"Kesehatan psikologis ibu berdampak pada kesehatan bayinya, sehingga suami perlu hadir dan mendukung. Saat periksakan ke dokter atau kontrol kehamilan, suami sebaiknya selalu mendampingi," ujar Lovely dalam temu media di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita di Jakarta.
Baca juga : Cara Simpel Membuat Kopi Nikmat di Rumah
Pernyataan ini disampaikan Lovely dalam rangka memperingati Hari Prematur Sedunia yang jatuh pada setiap 17 November. Menurutnya, peran suami sangat krusial dalam menjaga kesehatan psikologis ibu, terutama dalam mengatasi masalah kejiwaan.
Kemenkes sendiri telah mulai mengimplementasikan skrining kesehatan jiwa sebagai upaya untuk mendeteksi dan menangani masalah kesehatan mental di kalangan pegawai Kemenkes.
Selain aspek kejiwaan, Lovely menekankan pentingnya deteksi dini dan penanganan faktor risiko selama kehamilan sebagai kunci pencegahan prematuritas dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Baca juga : Mengatasi Kecanduan Rokok dengan Strategi Efektif
Melalui pemeriksaan berkualitas, risiko kelahiran prematur dan BBLR dapat teridentifikasi lebih awal, memungkinkan pemberian penanganan yang tepat untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.
Kemenkes telah menetapkan standar pemeriksaan selama kehamilan, yang mencakup enam kali pemeriksaan sepanjang masa kehamilan, termasuk pemeriksaan di trimester pertama, dua kali di trimester kedua, dan tiga kali di trimester ketiga. Pemeriksaan tersebut dilakukan di dokter, memungkinkan deteksi faktor risiko komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan atau penyakit penyerta lainnya.
Bagikan
