JT - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengatakan, Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) tak hanya menjadi kegiatan promosi wisata namun juga mampu digelar secara berkelanjutan dan berkualitas.
“FBLB tidak hanya menjadi ajang promosi destinasi wisata, seni dan budaya serta produk-produk ekonomi kreatif, namun kedepannya harapan kita bersama bahwa akan lahir banyak lagi pelaku ekonomi kreatif sehingga nantinya kegiatan ini akan terus berkelanjutan dan semakin berkualitas, tentunya dengan selalu berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi, serta menetapkan semangat 3G, Gercep, Geber, Gaspol”, ungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Baca juga : Ribuan Pendaki Jelajahi Gunung Ciremai dalam Perayaan HUT ke-79 RI
Kegiatan tahunan yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya ini bertujuan untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya suku Dani, Lani dan Yali yang bernanung di Lembah Baliem Kabupaten Jayawijaya.
Sementara itu, FBLB 2024 merupakan ajang atraksi budaya yang bertujuan mempromosikan seni dan budaya yang berkembang di Wamena, Papua Pegunungan, sebagai daerah tujuan wisata bagi wisatawan nusantara dan mancanegara.
Tradisi perang yang awalnya menjadi bagian dari ritual, kini menjadi atraksi yang menjadi tarik utama, selain itu, turut dihadirkan permainan olah raga anak remaja (sikoko dan puradan) yang mengasah ketangkasan melempar tombak, atraksi karapan babi, atraksi Bakar Batu (memasak cara tradisional) hingga pergelaran seni tari dan permainan musik tradisional Pikon.
Baca juga : Hasil Survei: Gen Z dan Milenial Berlibur Untuk Hilangkan Stres
Perayaan yang dibuka untuk umum sejak 1989 ini, telah menjadi salah satu festival tertua dan paling ikonik di Papua, yang juga diharapkan memberi inspirasi bagi generasi muda untuk menjaga dan menghormati warisan budaya di Lembah Baliem.
“Festival Budaya Lembah Baliem ini merupakan sebuah acara untuk melestarikan budaya masyarakat Lembah Baliem yang digelar di wilayah Kabupaten Jayawijaya pada Agustus dengan cara memperkenalkan budaya tempat sendiri,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya Engelbert Ch. W. Surabut.